Senin, 21 Juni 2021

KESEPAKATAN KELAS VIII G SMP NEGERI 1 MENES

 KESEPAKATAN KELAS




1. Apa keinginanmu jika bersekolah? 

2. Teman bagaimana yang kamu inginkan? 

3. Guru bagaimana yang kamu inginkan? 

    Dari tiga pertanyaan yang saya ajukan kepada murid-murid, saya mendapat respon yang beragam dengan ekspresi yang menyenangkan. Mereka menjawab dengan senang hati dan dengan waktu 10 menit semua sudah selesai dan terkumpul di meja saya. Celetukan yang saya ingat adalah, “Pak… Saya ingin jadi guru yang seperti Pak Bambang…” “Kenapa begitu?” jawab saya. “Karena Pak bambang selalu tersenyum kalo kita berbuat kesalahan.” Padahal saya juga bisa memasang raut wajah marah :-) ”Terima kasih ya Nak,” jawab saya dengan senyum kembali. Setelah semua terkumpul, murid-murid saya mengerjakan tugas yang lain sementara saya mengidentifikasi apa sajakah yang mereka inginkan dari ketiga pertanyaan yang saya ajukan. Setelahnya saya bacakan apa saja yang menjadi keinginan mereka. 

    Setelah saya membacakan dan menuliskan di papan tulis hasil identifikasi keinginan anak-anak, kami pun membahas tentang tata tertib saat pelajaran berlangsung. Waaaaaa....Riuh rendah dengan banyak teriakan anak-anak mengungkapkan yang dikerjakan dan diinginkan. Semua berebut untuk menjawab. Nah… berawal dari kegaduhan yang sangat menarik saya mengarahkan untuk bergantian menjawab dan mendengarkan terlebih dahulu apa yang disampaikan teman-temannya. Akhirnya terdapat beberapa hal yang menjadi topik utama untuk dibahas dan muncullah dari saya istilah baru “Kesepakatan Kelas”. 

Aku terbiasa    :

1. Berdoa sebelum dan seduah melakukan sesuatu 

2. Menjaga kebersihan dan membuang sampah pada tempatnya

3. Berbicara sopan dan bekerja sama dengan siapapun

4. datang tepat waktu dan berpakaian rapi.


    Konsekuensi yang harus diterima jika kesepakatan kelas tersebut tidak dilaksanakan adalah: 

1. Jika masih banyak sampah di kelas, kelas tidak bersih, maka semua murid harus membersihkan kembali sepulang sekolah. 

2. Jika meletakkan barang tidak pada tempatnya, maka saya mengingatkan agar mereka mau meletakkannya di tempat yang sesuai dengan  memberikan penekanan kata, “Jika barang bisa kamu letakkan dengan benar dan rapi apa manfaatnya?” 

3. Jika secara sengaja atau tidak sengaja berbicara tidak sopan, maka mereka harus memuji setiap orang atau teman yang ditemui selama satu hari 

4. Jika masih menunjukkan sikap tidak menghargai seperti tidak mendengarkan guru atau teman yang sedang berbicara maka ia akan berpindah tempat duduk paling depan atau dipisahkan dengan kelompoknya sampai jam istirahat atau pulang sekolah. 

5. Kerjasama adalah saling membantu dan saling mengingatkan jika ada teman yang membutuhkan bantuan karena di kelas banyak murid-murid (terutama ABK) yang membutuhkan bantuan. Jika sikap kerjasama tidak muncul maka siswa diajak bersama-sama melakukan refleksi di waktu akhir pembelajaran. 

    Tugas saya untuk selalu mengarahkan dan mengingatkan mana yang menjadi prioritas untuk segera diselesaikan. Jika tidak menyelesaikan tepat waktu atau terlambat maka harus dikerjakan pada waktu istirahat atau pada waktu jam sepulang sekolah. Alhamdulillah setelah kesepakatan berjalan hingga saat ini dengan penuh tantangan, saya bisa mengembangkan model komunikasi yang tidak menekan namun mampu membuat murid merasa lebih dihargai, sehingga mereka nyaman belajar dan menunjukkan perubahan dalam hal disiplin dan tanggung jawab. Tidak lupa pula hasil kesepakatan dan bagaimana konsekuensinya saya sampaikan kepada orangtua melalui Grup WA. Jadi akan ada kontrol positif yang membuat anak-anak dapat meningkatkan tanggung jawab dan disiplinnya di rumah. Pada akhirnya, istilah kesepatakan kelas lebih mudah dipahami dan tidak terlalu menakutkan anak-anak jika dibandingkan kata-kata peraturan

Sabtu, 29 Mei 2021

AKSI NYATA MODUL 1.2 NILAI DAN PERAN GURU PENGGERAK

 

JUDUL            : Inovasi siswa SMPN 1 Menes Kab. Pandeglang dalam membuat video pembelajaran PJOK sesuai dengan kemampuan dan minat serta kreatifitasnya.
(Tindakan Aksi Nyata)
Modul 1.2. Nilai dan Peran Guru Penggerak

OLEH              : ILHAM MAULANA

A.     LATAR BELAKANG
Dalam menerapkan merdeka belajar di sekolah peserta didik diberi kebebasan dalam berinovasi, berkreasi dan belajar secara bebasa dan mandiri. Guru hanya bisa menuntun peserta didik berdasarkan kodrat yang dimiliki siswa tersebut baik kodrat alam ataupun kodrat zamannnya, sekalipun hanya sekedar menunntun tapi besar pengaruhnya terhadap tumbuh kembang peserta didik.

Pada masa pandemic covid-19 seperti sekarang ini banyak aktifitas kita yang tidak terjadi secara leluasa, mulai dari proses pembelajaran secara daring ataupun luring (PJJ DAN BDR) siswa melakukan kegiatan yang tidak membosankan dirumah yakni dengan cara pengembangan diri dalam hal bagaiman peserta didik membuat suatu inovasi dan kreasi di rumah. Salah satu kegiatan siswa siswi di SMPN 1 MENES yakni membuat video pembelajaran siswa sesuai dengan minat, bakat dan kemampuan siswa dalam berkreasi serta bekerja sama dengan teman sejawatnya. inilah yg melatar belakangi  kegiatan AKSI NYATA 1.2 (NILAI DAN PERAN GURU PENGGERAK).

B.      Tujuan

Adapun tujuan dalam kegiatan aksi nyata ini yaitu:

1.     Siswa mendapatkan kebebasan dalam belajar secara mandiri, berkreasi dan berinovasi.

2.     Siswa dapat mengaplikasikan kemampuannya dalam berkreasi di bidang media teknologi

C.     LINIMASA TINDAKAN

Adapun rencana pelaksanaa kegiatan aksi nyata ini di SMPN 1 MENES yakni sebagai berikut:

1.     Melakukan diskusi bersama kepala sekolah dan rekan sejawat minggu ke 2 bulan Mei

2.     Menjelaskan kepada siswa perihal apa saja yg harus dilakukan dan semua disesuaikan dengan kebutuhn dan kemampuan siswa dalam berinovasi.

3.     Memantau dan bersinergi dengan siswa terkait dengan proyek yg sedang mereka laksanakan pada minggu ke 2 dan 3 bulan mei 2021

4.     Melakukan evaluasi dan refleksi 

D.   TOLAK UKUR

Adapun tolak ukur dalam pelaksanaan kegiatan ini yakni Peserta didik memiliki kemampuan untuk berkreaktifitas dan berinovasi dalam pengembangan kemampuan yang mereka miliki.

E.      DUKUNGAN YANG DIBUTUHKAN

Adapaun dukungan yang dibutuhkan dalam pelaksaan kegiatan aksi nyata ini yakni sebagai berikut:

1.     Alat dan bahan yang menunjang dalam pelaksaan pembuat video pembelajaran siswa

2.     Kepala sekolah sebagai penannggung jwab dalam setiap kegiatan disekolah

3.    pengawas pembina

4.     Rekan guru sebagai tempat bertukar pikiran dalam pelaksaan kegiatan

5.     Orang tua siswa sebagai pengontrol kegiatan murid dirumah

F.    PEMBELAJARAN YANG DIDAPAT DARI PELAKSANAAN

Dalam pelaksaan kegiatan ini saya selaku guru merasakan masih ada yang menganjal dalam pelaksanaan yakni yang mana semua siswa yang ada siswa di SMPN 1 MENES tidak semua turut andil dalam kegiatan tersebut dalam masih banyak koreksian dalam setiap pelaksaanan kedepannnya, masih banyak guru/tendik yang tidak peduli dengan bakat atau potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik, kurang apresiasinya dalam pelaksaan dari warga sekolah khususnya tengan pendidik.

Walaupun basih banyak kegagalan/ kekurangan yang saya dapatkan dalam aksi nyata ini  tidak berputus asa untuk kemajuan kedepannnya demi guru dan murid saya. Dalam pelaksaanan kegiatan ini banyak hal yang menarik yang didapat, siswa ternyata memiliki bakat dan kemammpuan yang sangat lua biasa, mereka bisa berkreasi dan berinovasi terhadap suatu karya yang mereka ciptakan, mereka bisa bertukar pikiran sesama temannya dan bisa menerima masukan dari guru sebagai penuntun segala kegiatan siswa.

G.   RENCANA PERBAIKAN UNTUK MASA MENDATANG

Adapun rencana perbaikan pelaksaan kegiatan ini kedepannnya yakni, saya akan berkolaborasi dalam bertukar pikiran bersama warga sekolah untuk memajukan setiap kegiatan proses 

 pembelajaran siswa disekolah, memberikan dukugan penuh dan memberi kebebasan kepada setiap siswa untuk mengembangkan bakat dan potensi yang mereka miliki. Kemudian kedepannnya saya akan mengajukan kepada kepala sekolah untuk menampilkan hasil video pembelajaran siswa pada forum rapat guru dan wali murid, agar menjadi sebuah kebanggaan bagi mereka yg telah berinovasi dan berkreasi pada proses pembelajaran di sekolah .

berikut adalah link video hasil inovasi siswa

https://youtu.be/kpOGYAKzIQI





Senin, 26 April 2021

Koneksi Antar Materi Modul 1.1


Menurut KHD, Pendidikan (Opvoeding) memberi tuntunan (menuntun) terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya, baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Jadi menurut KHD (2009), “Pendidikan dan Pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya”. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak”.
Bapak Ki Hajar Dewantara meletakkan beberapa konsepsi sebagai Dasar Pendidikan Nasional. Pemikiran-pemikiran beliau menjadi acuan para seniman pendidikan (guru, pemangku kebijakan, orang tua, dan pejuang pendidikan) untuk menyelenggarakan pendidikan yang mencerminkan “Merdeka Belajar”. Dasar-dasar pendidikan inilah yang harus dijadikan pedoman dalam pendidikan untuk memanusiakan manusia sesuai dengan kodratnya.
Dalam menuntun pertumbuhan kodrat anak, KHD mengibaratkan peran Guru atau pendidik seperti seorang petani atau tukang kebun. Petani hanya dapat menuntun tumbuhnya jagung, atau seorang petani sayuran, ia dapat memperbaiki kondisi tanah, memelihara tanaman, menyiramnya setiap hari, memberi pupuk, membasmi hama ulat-ulat atau jamur-jamur yang mengganggu hidup tanaman tersebut. Petani tidak dapat memaksa agar jagung tumbuh menjadi padi ataupun tanaman sayuran sawi tumbuh menjadi pepaya. Begitupun dengan Guru / pendidik. Pendidik hanya bisa menuntun dan merawat tumbuh kembangnya anak sesuai dengan kodratnya.

Menurut KHD Pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman kodrat alam, kita sebagai pendidik harus memberikan teladan yang baik dengan harapan siswa dapat meneladaninya demi membentuk karakter siswa misanya bersikap sopan dan ramah terhadap sesama baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Sedangkan kodrat zaman yaitu, pada pendidikan global menekankan pada kemampuan anak untuk memiliki Keterampilan Abad 21 apalagi ditengah situasi pandemi ini anak dituntut untuk bisa menguasai IT sebagai salah satu sarana untuk mensukseskan pendidikan di Indonesia.

Kita sebagai pendidik menjadi pemimpin yang memerdekakan dan memberi teladan, memberi semangat, memberi dorongan dan serta mengayomi peserta didik, Guru menjadi fasilitator dan motivator dalam pembelajaran sebagai mitra belajar bagi peserta didik.Karena tujuan dari pendidikan kita harus berfokus pada murid, murid dan murid. Pendidik adalah penuntun sehingga dalam pembelajaran di sekolah tugas guru menuntun, membimbing peserta didik dalam mencari dan menemukan konsep-konsep teori dan membantu mereka menerapkan konsep dan teori yang sudah mereka pelajari dalam kehidupannya sehingga anak-anak atau peserta didik tidak kehilangan arah dan membahayakan hidupnya.

Dasar pendidikan selanjutnya ialah penanaman Budi Pekerti atau pengembangan karakter. Menurut KHD, budi pekerti adalah perpaduan harmonis antara pikiran, perasaan, dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga/semangat. Hal ini menjadi salah satu aspek penting yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pendidikan. Budi pekerti juga merupakan modal dasar kebahagiaan yang berperi-kemanusiaan. Budi pekerti merupakan kunci untuk mencapai keselarasan dan keseimbangan hidup. 

Pendidikan haruslah berpihak pada murid. Pendidik harus menghamba pada Sang Anak, lebih mementingkan Sang Anak daripada karirnya sendiri. Segala sesuatu yang pendidik lakukan ikhlas dan berpusat pada anak. Pendidik dengan niat ikhlas dan suci hati, terlepas dari segala ikatan berniat menghamba pada Sang Anak. Pendidikan harus memerdekakan berdasarkan Pelajar Pancasila. 

Kita sebagai Pendidik atau guru, harus melaksanakan dasar kerja pendidik seperti yang diungkapkan Ki Hajar, yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho (di depan memberi teladan), Ing Madya Mangun Karso (di tengah membangun semangat, kemauan), Tut Wuri Handayani (di belakang memberi dorongan). Dalam pelaksanaanya, pendidik harus berkolaborasi dengan berbagai pihak baik pihak sekolah, keluarga maupun masyarakat (Tri Pusat Pendidikan).

Disini peran kita sebagai pendidik harus menuntun kebebasan anak tersebut untuk mencapai kebahagiaan lahir batin serta keselamatan anak sesuai dengan kodratnya masing-masing, karena anak dilahirkan sudah mempunyai talenta yang tersendiri, kita hanyalah sebagai penuntun menuju jalan keselamatan. Dalam konteks merdeka belajar, “setiap guru adalah murid dan setiap murid adalah guru”. Pendidikan dapat diperoleh dimana saja, kapan saja dan dengan siapa saja. Sekolah bukan satu-satunya sebagai tempat untuk memperoleh pendidikan tetapi sebagai tempat transformasi pendidikan dalam ekosistem belajar.

2. Refleksi Pemikiran Ki Hajar Dewantara

Setelah saya mempelajari dan merefleksikan Filosofis Pemikiran Ki Hajar Dewantara. Ada beberapa pokok penting sebagai bekal saya sebagai Calon Guru Penggerak yang memerdekakan anak dalam proses belajar:

1.  Apa yang saya percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum saya mempelajari modul 1.1?

Saya berpikir bahwa anak atau peserta didik  adalah kertas kosong yang harus ditransfer dengan ilmu pengetahuan. Tugas saya seorang guru adalah untuk mentransfer pengetahuan dan keterampilan. Apa yang saya diberikan kepada peserta didik sebagai suatu paket ilmu pengetahuan yang sesuai dengan tuntutan kurikulum. Pembelajaran adalah proses membuat peserta didik aktif. Pembelajaran terpusat pada peran guru sebagai pendidik sangat dominan. Pembelajaran adalah kegiatan belajar mengajar di dalam ruang kelas, karena biasanya pembelajaran di luar kelas dilakukan oleh guru olahraga dan Guru Prakarya. Saya lebih terfokus ke tuntutan kompetensi sesuai kurikulum dan cenderung melaksanakan pembelajaran sesuai apa yang tertulis dalam kurikulum dan harus menyelesaikan dalam satu semester sesuai dengan target kurikulum. Dalam pembelajaran di kelas saya terfokus untuk target kurikulum dengan mengajar, memberikan tugas. Saya berpikir sangat mudah dalam mengajar karena memberikan materi, Tugas dan anak bias mengumpulkan tepat waktu tanpa merefleksikan tentang pembelajaran yang memerdekakan anak. Dan saya juga sering mengeluh karena ada sebagian anak yang tidak mengumpulkan tugas, sulit di atur dan lambat berpikir walaupun soal soal atau tugas itu sangat mudah dan materi itu saya sudah jelaskan.

2. Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku saya setelah mempelajari modul ini?

Konsep pengajaran saya berubah setelah mempelajari filosofi pendidikan dari Ki Hajar Dewantara. Saya menyadari kekeliruan bahwa selama ini memnadang anak sebagai objek dalam pembelajaran di kelas, seharusnya merekalah Subjek pembelajaran Merekalah pemegang kendali pembelajaran. Pendidik wajib menghamba pada anak dengan segala ketulusan hati. 

Perubahan yang saya rasakan dari mempelajari filosofis Ki Hajar Dewantara yakni Sistem Among dalam Pembelajaran Proses pembelajaran di kelas saya berlandaskan sistem “Among” Pembelajaran yang dilakukan di kelas bertujuan untuk mendidik anak sebagai Subjek bukan Objek ( Karena anak adalah pusat pendidikan). Dalam pembelajaran tidak menghendaki “Paksaan – paksaan ” melainkan memberi “tuntunan”bagi hidup anak agar dapat berkembang dengan selamat, baik lahir maupun batinnya. Menyadari bahwa setiap anak itu istimewa, unik, dan memiliki potensi dalam dirinya. Dalam sistem  Among anak dididik di sekolah sesuai dengan bakat dan minat. Pendidik sebagai Tut Wuri Handayani berperan menuntun, mengasuh, membimbing anak sesuai kodratnya agar jiwanya merdeka lahir dan bathin. Guru memberikan kebebasan pada anak dalam memilih gaya belajar yang mereka sukai. Dari yang tadinya hanya menuruti instruksi akan berubah menjadi “Merdeka Belajar “.  

Kita sebagai pendidik menjadi pemimpin yang memerdekakan dan memberi teladan, memberi semangat, memberi dorongan dan serta mengayomi peserta didik, Guru menjadi fasilitator dan motivator dalam pembelajaran sebagai mitra belajar bagi peserta didik.Karena tujuan dari pendidikan kita harus berfokus pada murid, murid dan murid. Pendidik adalah penuntun sehingga dalam pembelajaran di sekolah tugas guru menuntun, membimbing peserta didik dalam mencari dan menemukan konsep-konsep teori dan membantu mereka menerapkan konsep dan teori yang sudah mereka pelajari dalam kehidupannya sehingga anak-anak atau peserta didik tidak kehilangan arah dan membahayakan hidupnya.

3. Apa yang bisa segera saya terapkan lebih baik agar kelas saya mencerminkan pemikiran KHD?

Saya sebagai pendidik harus disiplin dalam waktu ke sekolah


Kita guru menjadi teladan, pemberi semangat serta memberi dorongan dalam menanamkan nilai karakter kedisiplinan dan kerjasama, tolong menolong dalam setiap kegiatan yang ada disekolah.


Mendorong dan memotivasi peserta didik untuk saling berbagi solidaritas jika ada salah satu warga sekolah yang mengalami kekurangan misalnya alami musibah, orang tua meninggal, membiasakan anak mencintai lingkungan kelas/ sekolah.


Meningkatkan karakter anak dengan pembiasaan yang secara kontinyu seperti mengawali aktifitas pembelajaran dengan berdoa, saling memuji diantara teman, selalu memberikan kata-kata positif untuk teman sebangku/sekelas, kata terima kasih untuk bantuan/pujian dari teman, kata maaf jika melakukan kesalah baik sengaja maupun tidak Membudayakan budaya lokal untuk mentransformasikan pendidikan karakter anak.


Untuk mengimplementasikan merdeka belajar yang menghasilkan profil “Pelajar Pancasila” sudah seharusnya kita melakukan perubahan-perubahan hebat di kelas kita untuk memberikan tuntunan terbaik kepada peserta didik. Peserta didik diberi kebebasan untuk bereksplorasi, berinovasi dan mengembangkan potensi sesuai dengan kodratnya masing-masing. Tugas kita memberikan tuntunan, arahan,b imbingan agar kemerdekaan mereka tidak terpengaruh oleh hal-hal negatif yang datang. Belajar bisa dilakukan dimanapun sesuai konteksnya. Semua tempat adalah sekolah, semua rumah adalah sekolah. Untuk itu, guru harus terus mengembangkan kompetensinya agar bisa beradaptasi dengan perubahan. Guru harus terus belajar, untuk membelajarkan siswa. Kita harus memahami peserta didik sebagai individu yang unik, khas sesuai kodratnya.

Jumat, 09 April 2021

Lokakarya perdana CGP Kab. Pandeglang


 Pada kali ini guru² Pandeglang dan lebak diberi kesempatan untuk mengikuti seleksi Program guru Penggerak dari kemendikbud.

pada bulan maret telah diumumkan CGP ( calon guru penggerak ) dari dua daerah tsb. dan pada tanggal 9 -10 April 2021 ini adalah lokakarya perdana dengan agenda kegiatan pengenalan LMS dan pendamping CGP.

besar harapan  pak kadisdikbud Pandeglang ,yang secara meyakinkan hadir pada acara tsb, dengan adanya PGP ini diharapkan kemudian menjadi roda penggerak di lingkungan sekolahnya masing² dan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di kab. pandeglang, dan umumnya di provinsi banten.

Jumat, 22 Juli 2016

PERSIAPAN MENUJU GURU PEMBELAJAR

Ada beberapa hal yang memang harus diperbaki dalam sistem pendidikan di indonesia ini, antara lain adalah perbaikan peningkatan SDM pendidik/ guru. fokus pada 3 ranah Kompetensi yaitu pedagogi, profesional dan tentunya sosial aktivitas..
Guru pembelajar merupakan salahsatu program yang akhir2 ini di luncurkan oleh kementerian dikbuddikdasmen yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai ujung tombak pendidikan dan kunci sukses terlaksananya proses belajar mengajar di sekolah.

bapak / ibu mungkin sudah seringkali membaca apa itu guru pembelajar? kenapa harus ada guru pembelajar? manfaatnya apa?
kita akan bahas tuntas mengenai hal itu.

Kamis, 03 Desember 2015

KEGIATAN PELATIHAN SENAM PRAMUKA JILID II

Kegiatan ini terlaksana atas kerjasama MGMP Penjaorkes SMP dengan Guru Olahraga SMA/SMK kab.Pandeglang. dibawah koordinasi dikbud Pandeglang dan Kwarcab pandeglang.
Dilaksanakan pada tgl 1 sampai dengan 3 Desember 2015 bertempat di Gedung GSG Graha Pancasila Pandeglang. Peserta adalah guru dari semua jenjang pendidikan ( khusus Pembina Pramuka dan guru Olahraga )
Alhamduliah  kegiatan ini langsung di buka olah ka kwarcab Pandeglang bapak H Drs. Dodo Juanda didampingi bapak Sekdis dikbud dan ibu kabid Olahraga Disparpora Kab. Pandeglang.













meskipun kegiatan dilaksanakan 3 hari berturut turut namun hal itu tidak mengurangi semangat peserta pelatihan bahkan pak sekdis sama pak kasie pun ikut bersenam ria....
terakhir terimaksih kepada teman teman panitia yang telah dengan kompak dan semangatnya bekerja sehingga acara inibisa terlaksana dengan lancar dan sukses..

kita tunggu pelatihan - pelatihan yang lainnya di tahun depan..


SALAM OLAHRAGA!


MGMP PENJASORKES SMP KAB. PANDEGLANG

Kamis, 04 September 2014

Contoh RPP Bola Voli dan Bulu Tangkis Kls VII Kurikulum 2013 ( REVISI )

1. RPP BOLA VOLLEY KELAS VII KURIKULUM 2013 ( REVISI )
    SILAHKAN UNDUH DISINI

2. RPP BULU TANGKIS KELAS VII KURIKULUM 2013 ( REVISI )
     SILAHKAN UNDUH DISINI SAJA....!